Jumat, 01 Juni 2012

Stop Looking Because You Have Found It


buat cerpen lagi :D di baca yaaaa :))

*Tia pov*
Aku adalah salah satu siswa di international high school, aku terlahir dari keluarga yang cukup berada, dan bahagia. disamping itu aku memiliki seorang sahabat yang selalu ada disaatku butuh dia adalah revan, ia seorang yang tampan. banyak cewek disekolah yang menyukainya. begitu juga aku

*Revan pov*
Memang sangat sulit menjadi seorang cowok populer. banyak cewek yang menggagumi ketampananku. kulihat seorang cewek yang sejak dulu mengganggu pikiranku, dia adalah hesti. namun sayang dia telah mempunyai seorang kekasih.
                “Hei, lagi mikirin apasih? galau bener kelihatannya ?” tanya tia sahabatku sejak kecil
                “Heh, enggak aku cuma...”
                “Cuma apa? lagi naksir seseorang yaa? hayo ngakuuuuu”
                “Hemm, kalo iya napa?”
                “Siapa dia?”
                “Hesti”
                “Ha? hesti? gak salah?”
                “Gak, emang kenapa?”
                “Gak kok, cumaaa.... ah lupakan” ucap tia sembari meninggalkan revan
Aneh, biarlah.. pikirku

*Tia pov*
                “Siapa dia?” tanyaku penasaran
                “Hesti”
DEG
                “Ha? hesti? gak salah?”
                “Gak, emang kenapa?”
                “Gak kok, cumaaa.... ah lupakan”
Setelah mendengar perkataan revan tadi , aku segera pergi meningalkannya. muka ku rasanya panas, dan tiba-tiba air mataku jatuh dengan sendirinya. aku mencoba pergi ke taman belakang sekolah dan menenangkan diri disana.

TING TONG TING TONG... bel sekolah berbunyi tanda pelajaran akan dimulai
‘ah rasanya aku gak bersemangat kali ini’ batin tia. bagaimanapun aku harus kekelas dan mengikuti pelajaran. aku gak mau membuat ayah dan ibu kecewa.
saat dikelas, sepanjang pelajaran aku hanya memperhatikan revan. dan lagi aku kecewa saat mengetahui bahwa pandangan revan hanya tertuju pada hesti.
                “Tia, sebutkan fungsi dari etanol” tanya ibu guru
                “TIA !!!”
                aku kaget, dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari nya.
                “a... anu” ucap ku terbata-bata
                “anu anu dari tadi kerjaanmu melamun saja, bukannya memperhatikan. berdiri di depan koridor sana. cepat” perintah ibu guru
huh, aku pun menuruti perintah ibu guru dan berjalan dengan lesu.

*Revan pov*
‘ah hesti, kau sangat cantik. andai aku bisa memilikimu’ batinku
“TIA !!!”
                aku kaget dan melihat ke arah tia
                “a... anu” ucap tia terbata-bata
                “anu anu dari tadi kerjaanmu melamun saja, bukannya memperhatikan. berdiri di depan koridor sana. cepat” perintah ibu guru, sepertinya ia sangat marah
kulihat tia berjalan keluar, aku bingung kepadanya yang hari ini terlihat tak seperti tia yang biasanya.

TING TONG TING TONG... bel istirahat pun berbunyi
aku segera menghampiri tia dan mengajaknya pergi kekantin, awalnya tia menolak dan beralasan akan pergi keperpustakaan tapi aku merengek dan memaksanya dan akhirnya ia ikut kekantin. selama perjalanan dikantin , kulihat tia tak seperti biasanya. aku sedikit khawatir dengannya.
                “Kau tak apa-apa? apa kau sakit?” tanyaku
                “Ah tidak”
kulihat ia tersenyum menandakan kalau ia baik-baik saja.
*Tia pov*
Revan mengajakku kekantin, tapi aku sedang ingin sendiri. aku mengeluarkan alasanku untuk ke perpustakaan tapi revan merengek dan memaksaku dan akhirnya aku pun menurutinya.
hari ini aku benar-benar tak bersemangat, selama di perjalanan menuju kekantin aku hanya diam.
                “Kau tak apa-apa? apa kau sakit?” tanya revan
                “Ah tidak” ucapku sambil tersenyum.
ya hanya itu yang dapat aku lakukan, agar suasana hatiku yang sedang kacau ini tak terlihat olehnya.
Dikantin pun aku hanya diam. tiba-tiba kulihat hesti berjalan menuju ke kantin. ternyata bukan hanya aku yang melihatnya, tetapi juga revan. revan terus saja memperhatikan hesti , dan hal itu cukup membuatku muak. dan aku putuskan untuk pergi dari kantin itu.

*Revan pov*
Kulihat hesti menuju kekantin, oh aku sangat senang melihatnya. tapi tiba-tiba aku terkejut saat tia berdiri dari kursinya dan segera pergi meninggalkanku. aku ingin mengejarnya tapi aku lebih suka disini , disini melihat hesti.
bel tanda masuk pun berbunyi
aku segera menuju kekelas, dan ternyata disana sudah ada tia. aku coba untuk mendekatinya, tetapi dia menghindar. sampai akhirnya aku putuskan untuk ke tempat dudukku.
tak terasa bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. aku segera membereskan alat-alat tulisku. kulihat tia sudah berjalan keluar. dengn cepat aku menghampirinya.
                “Hei, pulang bareng yuuk” ajak ku
                “Maaf, van. aku barengan ama rangga tuh” ucap tia
                “Oh ya udah gapapa” ucap ku
kulihat tia dan rangga pergi berlalu dihadapanku.

*Tia pov*
‘akhirnya pulang juga’ ucap batinku
aku berjalan menyusuri koridor sekolah, tiba-tiba revan menghampiriku
                “Hei, pulang bareng yuuk” ajak revan
                “Maaf, van. aku barengan ama rangga tuh” ucap ku, untung rangga udah ngajak pulang barengan
                “Oh ya udah gapapa” ucap revan.
aku dan rangga pergi berlalu dihadapan revan, padahal aku ingin sekali pulang bareng revan. tapi hatiku sedang kalut. diperjalanan aku hanya diam, rangga pun hanya bisa diam. sesampainya dirumah, aku mengucapkan terimakasih banyak kepada rangga.
aku rebahkan tubuhku diatas kasur, rasanya lelah sekali. tiba-tiba handphoneku bergetar dan kulihat pesan dari revan.
Revan : Tia. hari ini kau kenapa? kau baik-baik sajakan? kau marah ya padaku?
aku tersenyum membaca pesan dari Revan, ternyata ia masih mengkhawatirkanku. dengan cepat aku membalas pesan darinya
To Revan : pertanyaanmu banyak sekali, aku jadi bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu. aku baik-baik saja kok ;)

*Revan pov*
tiba-tiba aku ingin menanyakan keadaan tia, aku segera menggeluarkan handphone ku dan mengetik sebuah pesan kepada tia.
To Tia : Tia. hari ini kau kenapa? kau baik-baik sajakan? kau marah ya padaku?
kuarap tia membalas pesanku itu, tak lama handphone ku berbunyi. dan kupastikan itu pesan dari tia dan ternyata benar.
Tia : pertanyaanmu banyak sekali, aku jadi bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu. aku baik-baik saja kok ;)
setelah membaca pesan itu aku sedikit lega, dan mengetik pesan kembali
To Tia : aku merindukan tia yang dulu, tetaplah seperti yang dahulu. aku tidak suka melihat tia yang sekarang.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar