Sabtu, 19 November 2011

You've Fallen For Me (Heartstring) - Jung Yong Hwa

VERSI KOREA
Uyeonhido geureoke uri sijakdoennabwa
Cheoeumen sarangilkkeorago kkumedo mollanneunde geuge sarangiljuriya
Simjangi mak jakkuman dugeundugeun georigo
Nalbomyeon misoman heureugo nimamdo moreuge nal saranghage doengeoya
Neon naege banhaesseo banhaesseo dalkomhan naesarange nogabeoryeosseo
Neon naege banhaesseo banhaesseo hwangholhan nae nunbiche chwihaebeoryeosseo
See my eyes neon naege ppajyeosseo
See my eyes neon naege banhaesseo
Sarangeun neul gapjagi unmyeongcheoreom onabwa
Eoneunal chajaon sonagicheoreom nal jeoksyeonoko geuge sarangiljuriya
Nungamado jakkuman mundeungmundeuk tteoolla
Ppalgaejin eolgureul bolttaemyeon nimamdo moreuge nal saranghage doengeoya
Neon naege banhaesseo banhaesseo dalkomhan naesarange nogabeoryeosseo
Neon naege banhaesseo banhaesseo hwangholhan nae nunbiche chwihaebeoryeosseo
See my eyes neon naege ppajyeosseo
See my eyes neon naege banhaesseo
Nado neol saranghae saranghae ije neol saranghanda gobaekhal geoya
Nado neol saranghae saranghae naemami saranghanda malhago isseo
See your eyes naman barabwajwo
See your eyes nan neoreul saranghae
(see my eyes) isigani jinado yeongwonhi
(see my eyes) nado moreuge neon naege banhaesseo


VERSI INGGRIS

The beginning started coincidentally for us.
at first, I’d never knew this would be love even in my dream, but it is.
your heart keeps going thump thump
you keep smiling at me and starting to love me without even realizing it.
you have fallen for me, fallen for me, melted in my sweet love.
you have fallen for me, fallen for me, mesmerized by my charming gaze.
see my eyes you fell for me
see my eyes you have fallen for me
love always comes unexpectedly like destiny.
it soaked me like shower I’d never know it was love.
even eyes closed, i occur to you from time to time.
whenever you see your face blushing, you fall in love with me without even realizing it.
you have fallen for me, fallen for me, melted in my sweet love.
you have fallen for me, fallen for me, mesmerized by charming gaze.
see my eyes you fell for me
see my eyes you have fallen for me
i fall in love with you too now i will confess i am in love with you.
i fall in love with you too my heart says i am in love with you.
see your eyes just look at me
see your eyes i love you
(see my eyes) forever and ever even after time passes
(see my eyes) without knowing it you have fallen for me.


VERSI INDONESIA
Awal mulai kebetulan bagi kita.
pada awalnya, aku tidak pernah tahu ini akan menjadi cinta, bahkan dalam mimpi saya, tapi itu.
hati Anda terus dum dum akan
Anda tetap tersenyum padaku dan mulai mencintaiku tanpa menyadarinya.

Anda telah jatuh untuk saya, jatuh untuk saya, meleleh dalam kasih manisku.
Anda telah jatuh untuk saya, jatuh untuk saya, terpesona oleh tatapan yang menawan saya.
melihat mata saya, Anda jatuh untuk saya
melihat mata saya Anda telah jatuh untuk saya

cinta selalu datang tiba-tiba seperti takdir.
itu direndam saya seperti mandi aku tak pernah tahu itu cinta.
bahkan mata tertutup, saya terjadi kepada Anda dari waktu ke waktu.
setiap kali Anda melihat wajah Anda memerah, Anda jatuh cinta dengan saya tanpa menyadarinya.

Anda telah jatuh untuk saya, jatuh untuk saya, meleleh dalam kasih manisku.
Anda telah jatuh untuk saya, jatuh untuk saya, terpesona oleh tatapan yang menawan.
melihat mata saya, Anda jatuh untuk saya
melihat mata saya Anda telah jatuh untuk saya

saya jatuh cinta dengan Anda juga sekarang saya akan mengaku saya jatuh cinta dengan Anda.
saya jatuh cinta dengan Anda juga hati saya mengatakan saya cinta dengan Anda.
Anda hanya melihat mata menatapku
Anda melihat mata aku mencintaimu
(lihat mata saya) selama-lamanya bahkan setelah berjalannya waktu
(lihat mata saya) tanpa mengetahui itu Anda telah jatuh untuk saya.

Az Zhorif Pratama :*




 Gantengkan KEPONAKANKU :DD
hidung mancung , Mata Sipit , Dagu Luncip (cak tantenyo haha)

Namonyo : Az Zhorif Pratama ( berarti gek ado yg keduo , ketigo :D)
Lahirnyo :  16 November 2011 ( tanggung nian cubo 11 november 2011 men dak tu 20 November 2011 , tp no prob yg penting lahir dgn selamat hua hua hua )

Doa untuk Arif : Jadi anak yg soleh , berbakti sm ibu dan ayahnyo , dak nakal , pinter....

oh iyo , minta minta be kagek pas la besak arif tu,
pinternyo kayak om nyo Ijal
gantengnyo kayak Nichkun 2PM
manisnyo kayak Wahyu Hidayat ( hua hua kegalakan nian bicik ucinyo ni)

HEHEH CEPET BESAK YO DEK :))

Sabtu, 01 Oktober 2011

FRIST LOVE

                Pagi ini matahari memancarkan sinarnya dengan indah, begitu pula dengan Sitta , ia terlihat sangat rapi menggunakan seragam sekolah SMA TIRTTA JAYA. Ia terlihat sangat senang hari ini, karena ia bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya setelah libur 1 minggu.
                “Yee, hari ini gue bisa ketemu ama sahabat-sahabat gue. gue kangen banget ama mereka.” ucap Sitta dengan nada girang.
                Sesampainya disekolah, Sitta menarik nafas dalam-dalam sambil tersenyum. Dilihatnya disekelilingnya tak nampak sahabat-sahabatnya. Dengan sigat Sitta mengeluarkan handphone dan segera sms mereka.
                 Teman, dimana lo semua?
            Gue kangen nih ama lo?
            s.a
                Dengan muka kecewa Sitta pergi kekelasnya karena sahabat-sahabatnya tidak ada yang membalas sms darinya. Pintu kelasnya belum dibuka karena memang tak seperti biasa nya Sitta datang lebih awal.
                “Huuh, sendirian deh gue disini.”
                “Sitta...!”
                Sitta menoleh kearah sumber suara, ternyata yang memanggilnya itu adalah Nana dan Ica. Sitta pun melambaikan tangan sambil mendekat kearah mereka.
                “Tumben lo datang cepet, biasanya lo dateng terlambat mulu.” ucap Ica
                “Abis gue udah kangen ama kalian sih.”
                “Ehm, kami juga kangen ama lo Sitt.” jawab Nana sambil berpelukan
                “Ya udah kita kesana aja yuk, sambil nunggu yang laen.”
                “Yuuk.” ucap mereka kompak
                Di depan yayasan mereka bertiga menunggu sahabat mereka yang lain. Satu persatu teman sekolah mereka berdatangan , tapi batang hidung ke tiga sahabatnya yang lain pun belum muncul. 15 menit lagi bel berbunyi untungnya Lia, Reza dan Nico sampai disekolah.
                “Lama banget sih kalian datengnya.”
                “Iya nih.”
                “Tumben kalian datang nya barengan, janjian kok gak ngajak-ngajak.”
                Tiga pertanyaan sekaligus dilontarkan dari mulut nana, ica dan sitta sampai-sampai Lia, Reza dan Nico bingung mau jawab yang mana duluan.
                “Aduuh, satu-satu dong kak nanyanya.” ucap Nico yang memanggil mereka kakak karena memang  Nico adalah adik kelas mereka.
                “Kami gak barengan kok, Cuma tadi kami bertemu aja di jalan.”
                “Iya, terus kami barengan deh. Ngomong-ngomong yang  hari ini piketkan ibu killer itu, ayo kita masuk kekelas aja yah.” ujar Reza
                “Bener juga tuh, gue gak mau cari gara-gara dengan ibu itu.”  ujar Sitta.
                Mereka berenam pun pergi meninggalkan koridor yayasan dan pergi kekelas masing-masing. Dikarenakan mereka lain kelas, Sitta, Nana , Ica dan Lia masuk kekelas Ipa. Nico kekelas X.1 , sedangkan Reza kekelas Ips.
Selama 3 jam didalam kelas, tak seperti biasanya Sitta diam dan tidak fokus terhadap pelajaran hari ini. Wajahnya pucat sekali tangannya pun dingin, tetapi ia meyakinkan semua orang bahwa tidak terjadi apa-apa sama dia.
                “Sitt, lo kok pucat banget? Lo sakit ya?” ucap Nana sambil memegang jidat Sitta.
                “Gak tau Na, rasanya hari ini gue gak enak badan.”
                “Mau gue temenin ke kantor untuk minta obat?”
                “Gak usah Na, bentaran juga balik lagi kok.”
                “Ya udah deh kalo kayak gitu.”
Tak lama dari percakapan itu..
                “Na, temenin gue ke toilet yuk.” ajak Sitta
                “Yuuk, tapi lo yang ngomong ya.”
                Dengan perlahan Sitta berjalan ke arah ibu guru yang sedang mengajar didepan kelasnya.
                “Bu, permisi ke toilet ya.”
                “Ya silakan.” jawab ibu guru
                Didalam toilet Sitta hanya mencuci mukanya saja, setelah itu mereka berdua pergi dari toilet itu dan pulang ke kelasnya. Tetapi saat di perjalanan menuju kelas Ipa, tepat di depan kelasnya Reza Sitta jatuh pingsan. Segera tubuh Sitta digotong oleh teman-temannya ke kantor untuk meminta pertolongan.
                Bel istirahat pun berbunyi, tetapi Sitta belum juga sadar . Disana ia ditemani oleh Nana dan Reza, sedangkan sahabatnya yang lain baru masuk kedalam kantor tersebut. Reza mengusap-usap kepala Sitta begitu pula dengan Nana yang memijit kaki Sitta.
                Ruangan kantor terlihat begitu ramai, karena memang semua guru ada di dalam ruang itu. Tak lama Sitta pun sadar dibarengi dengan kedatangan seorang guru yang notabeninya adalah Wali Kelas Sitta.
                “Dimana gue? kok rame bener?” tanya Sitta dengan lemas
                “Lo di kantor Sitt.” jawab Lia
                “Gimana udah agak mendingan?” tanya ibu guru ke Sitta
                “Ehm, lumayanlah bu.”
                “Ada baiknya kamu check up ke Rumah Sakit aja, soalnya kalo ibu lihat kamu pucet banget kayak gak dialirin oleh darah aja, ya mau ya.” saran salah seorang guru
                “Iya bu, nanti saya ke rumah sakit.”
                “Kenapa nanti, kan sekarang bisa. Reza nanti yang nemenin kamu.”
                “kalo saya sih gak apa-apa bu, tapi gak tau ama Reza nya bu.”
                “Saya mau kok bu, jadi sekarang kita kerumah sakit ni bu?”
                “Iya , biar ibu yang minta izin ke kepala sekolah.”
                “Makasih bu.” ucap Sitta
                Mereka berenam pun kekelas, Sitta masih dipegangin oleh sahabat-sahabatnya takut ia pingsan lagi. Di dalam perjalanan Lia pun berbicara
                “Gue ikut ya?”
                “Ntar kena marah, kan yang diizinkan Cuma kami berdua aja.”
                “Ya udahlah.”
                Sitta tau yang terjadi, sepertinya Lia tidak mau kalau Sitta dekat dengan Reza, karena Lia menyukai Reza tetapi sayang Reza tak pernah menanggapi cintanya.
                Sesampainya dirumah sakit, Sitta di gendong oleh Reza dari tempat parkir mobil sampai ke dalam rumah sakit. Semua orang yang ada di dalam rumah sakit melihati mereka berdua saja.
                “Reza, gue malu nih, malu dilihatin semua orang.”
                “Ya gak apa-apa lo kan lagi sakit, mana bisa lo berjalan sendirian.”
                “Za, gue berat gak?”
                “Hahaha, aduh sitta, disaat kayak gini lo masih nanyain berat badan lo, lo lucu ya.”
                “Baru tau ni yee, kalo gue itu lucu. hahah”
                Sambil bercanda mereka memasuki ruang check up, Sitta dibaringkan di atas tempat tidur sambil diperiksa oleh dokter. Dokter hanya bisa menanyakan keluhan-keluhan dari Sitta, sepertinya dokter tersebut menyembunyikan sesuatu, sesuatu yang tidak bisa ia katakan kepada Sitta.
                “Bisakah anda keruangan saya?” ajak Dokter kepada Reza
                “Bisa Dok.”
                “Mari ikuti saya.”
                “Gue tinggal dulu yaa Sitt, bye.”
                Pak Dokter dan Reza pun meninggalkan Sitta sendiri yang ditemani oleh seorang Suster, saat di perjalanan Reza sempat menanyakan keadaan Sitta kepada Dokter tersebut, tetapi ia diam saja. Sesampainya diruangan Dokter, Reza membuka pembicaraan.
                “Kalau saya boleh tau sitta sakit apa ya Dok?”
                “Ehm Dia teman anda?”
                “Iya Dok, Orang Tuanya sedang kerja diluar negeri.”
                “Baiklah, karena orang tuanya tidak ada jadi saya akan  memberi tahu kepada anda saja.”
                “Baiklah Dok, nanti kalau ada hal penting akan saya sampaikan kepada Orang Tua Sitta.”
                “Teman anda itu memiliki penyakit yang sangat berbahaya.”
                “Sitta mempunyai penyakit apa Dok?”
                “Ia mempunyai penyakit Leukimia, penyakit ini disebabkan oleh kekurangan darah  merah pada tubuhnya.”
                “Adakah kemungkinan Sitta sembuh Dok?”
                “Kemungkinan nya ada 50 % sisanya tidak bisa diselamatkan.”
                “Lalu, apakah saya harus memberi tahukan semua ini kepada sitta Dok?”
                “Jangan, nanti akan membuat beban bagi dia.”
                “Baik Dok, saya akan memberi tahu hal ini kepada orang tuanya saja.”
                “Ini ada resep yang harus anda tebus, dan Sitta diharapkan  untuk beristirahat dulu dari kegiatannya selama 3 hari untuk memulihkan kondisinya.”
                “Baiklah saya pergi dulu ya Dok.” ucap Reza sambil berjabat tangan dengan dokter tersebut.
                Di perjalanan menuju tempat Sitta berada, Reza masih tidak kefikiran kalau Sitta mempunyai penyakit yang sangat berat bagi hidupnya. ‘orang kayak Sitta yang ceria ternyata mempunyai penyakit leukimia, yang kemungkinan untuk selamat hanya 50 %. huuh aku harus membuatnya bahagia di sisa hidupnya’ ucap Reza dalam hati.
                Criiik... (suara pintu terbuka)
                “Lama bener Za, emang tadi ngomongin apa?”
                “Ga ngomongin apa-apa, tadi lama karena nebus obatnya dulu.”
                “Oh, iya deh ntar gue ganti uang lo.”
                “Gak usah Sitt gue ikhlas nolong lo.”
                “Makasih Reza, btw gue sakit apa yah? tau nggak darah gue
 hampir habis gara-gara  diambil oleh Suster tadi.”
                “Ga parah kok, Cuma demem aja lo tuh. Terus kata Dokter lo  harus jaga kondisi lo, kurangin aktivitas lo, lo harus istirahat,  minum obat.”
                “Iya iya, berarti besok gue sekolah dong”
                “Kata siapa? lo itu harus istirahat selama 3 hari.”
                “Hah 3 hari, lama bener.” Sitta hanya bisa manyun mendengarnya
                “Gak apa-apalah demi kesehatan lo.”
                “Ehm, pulang yok. Tapi gue gak mau digendong ama lo lagi, ntar gue dilihatin orang-orang lagi, kan malu.”
                “Pake kursi roda aja yaa Sitta sayang.” ucap Reza sambil mengacak-acak rambut sitta
                ‘Loh ? kok Reza manggil gue Sitta sayang yah? emang gue pacarnya dia? ah udahlah, mungkin itu bentuk kasih sayang dia ke pada sahabatnya’ Pikir Sitta dalam hati.
                Selama perjalanan mau pulang mereka berdua hanya diam, diam karena tidak ada yang bahan pembicaraan bagi mereka. Dalam pikiran mereka masing-masing memikirkan satu sama lain. Sitta yang memikirkan Reza yang tak seperti biasanya, tapi ia suka dengan diperlakukannya oleh Reza seperti itu. Reza yang masih memikirkan penyakit yang diderita oleh Sitta, dan mencari tahu bagaimana cara untuk membahagiakan Sitta.
                “Ntar malem sms an yok.” ajak Reza
                “Boleh-boleh aja tuh, lagian gue lagi kesepian nih semenjak ortu gue dinas ke Luar Negeri.”
“Kok kesepian sih, kan masih ada kami sahabat-sahabat lo yang akan selalu ada di sisi  lo.”
                “Kalian emang sahabat gue yang paling the best deh.”
                “Iya dong, apa lagi gue nya.” ucap Reza sambil tertawa terbahak-bahak
                “Pede bener lu Za.”
                Sesampainya dirumah, Reza mengantarkan Sitta masuk kedalam rumah. sambil menyampaikan sesuatu kepada Sitta.
                “Jaga kondisi lo ya Sitt.” ucap reza sambil mengusap kepala sitta
                “Iya bos, ntar malem jadi kan sms an nya?”
                “Tentu, gue pulang dulu ya. Bye”
                “Bye, sampai ketemu 3hari mendatang disekolah.” ucap Sitta sambil melambaikan tangannya kepada reza.
                Setelah Reza pergi meninggalkan Sitta, Sitta melakukan aktivitas seperti biasanya, apalagi setelah ia disuruh oleh dokter untuk ber istirahat selama 3 hari dirumah. Aktivitas nya dirumah adalah makan, tidur, nonton tv begitulah berulang-ulang.
Dirumah reza , ia hanya memikirkan kondisi sahabatnya sitta, ia segera memberitahukan kondisi sitta kepada kedua orang tua sitta.
setelah mengetahui kondisi sitta , kedua orang tua sitta segera meminta reza untuk menjaga sitta. karena kedua orang tua sitta belum bisa pulang ke indonesia.
tenang aja om , tante. gue pasti bakal jaga sitta’ ucap reza dalam hati
Dirumah sitta , sitta hanya termenung sendirian, ia merasa sangat bosan. tiba-tiba suara handphone sitta berbunyi
Bim bim bim.. (suara handphone Sitta tanda ada pesan)
                “Ehm, sms dari Reza.”
                Sitta ku sayang, udah maem belum?
            Jangan lupa minum obatnya yaa J
Sitta tersenyum sendiri membaca pesan dari Reza, lalu ia ketik pesan untuk membalas sms dari Reza.
                Sayang-sayang, jangan panggil sayang dong.
            Ntar gue kena marah lia lagi  :P
                Udah kok barusan aja...
Bim bim bim..
                Ah elo, apa hubungan nya juga ama lia
            emang dia siapa gue??
            Lagi apa lo sitt?
Dengan dua jempolnya Sitta membalas cepat pesan dari Reza.
                Lagi sms an ama lo za J
            Lo lagi apa?
Tak lama setelah sms yang Sitta kirim, Reza pun membalas pesan dari Sitta.
            Gue lagi....
            Lagi mikirin lo sitt.
            Belum ngantuk sitt ?
            Tidur gih, ntar sakit lagi.
Dari awal sampai saat ini sitta senyum-senyum sendiri membalas pesan dari reza.
            Ah elo bisa aja J
            Iya ini mau tidur,
            Bye reza..
Bim bim bim..
                Bye, mimpiin aku yaa J
            Have a nice dream sitta
            keesokan paginya , terdengar suara ayam berkukuruyuuk yang bertanda bahwa matahari telah memancarkan sinarnya kembali.
                Bim bim bim, lagi-lagi suara handphone berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata pesan itu dari Reza, dengan mata yang masih mengantuk Sitta membaca pesan dari Reza itu.
                “Hooam, Reza..”
                Pagi sitta, udah bangun belom ?
            Jangan lupa maem obat yaa..
 ‘Akhir-akhir ini kok Reza perhatian banget ya ama gue ? gue jadi curiga ama dia ini‘ gerutu Sitta dalam hati
                Iyaaa...
            Lo belum berangkat kesekolah?
Bim bim bim..
                Ini lagi dijalan gue.
Dengan lancar Sitta mengetik pesan untuk Reza
                Oh, titi Dj aja yaa..
            Salam untuk yang lain J
Digerbang sekolah, Reza memasuki kelasnya untuk meletakkan tasnya diatas meja dan segera pergi ke kelas sahabat-sahabatnya untuk berbicara sesuatu hal tentang penyakit yang diderita oleh Sitta, tapi ia sedikkit ragu apabila ia bercerita kepada sahabatnya yang lain. ia takut bahwa sahabatnya itu bocor alias tidak dapat menjaga mulut.
                “Nico, mana yang laen?” tanya Reza
                “Gak tau kak, emangnya kenape?”bertanya balik
                “Ada yang perlu gue bicarain, PENTING !”
                “Ntar aja kak, pas jam istirahat.”
                “Ehm, pas istirahat bilang ke yang lain kumpul ya.”
                “Kumpul paskib ya kak?”
                “Bukan dodol, kumpul bareng Nana, Ica , Lia, gue ama lo.”
                “Bilang dong kak dari tadi. hehe”
                “Gue kekelas dulu ya, bye”
                Suara bel berbunyi yang menandakan bahwa pelajaran seperti biasanya akan dimulai, dikelas Ipa Nana yang biasanya duduk bareng Sitta kini dia sendirian manyun karena tidak ada teman ngobrol.
                “Sitta?” ucap seorang guru yang sedang mengabsen muridnya.
                “Gak masuk bu.” Seru seluruh siswa keras
                “Alasannya?”
                “Sakit buu.” ujar Ica yang memang seorang ketua kelas Ipa
                Pelajaran pertama selesai sudah, karena Sitta gak sekolah Nana hanya bisa melamun dan mencoreat-coret bukunya. Dia terlihat diam seperti kehilangan sesuatu.
                “Nana, lo kok manyun sih?” Tanya Ica yang keheranan melihat sahabatnya itu
                “Gue gak ada temen ngobrol nih, sepi gak ada Sitta.” ucap Nana dengan nada lesu tak bergairah.
                “Alah, baru gitu aja gimana kalo ditinggal Sitta selama-lamanya lo mau gitu melamun seharian. Bodoh lo.” ujar lia yang geram dengan tingkah nana
“Huu, jangan sampee.”
Tak lama seorang guru masuk kekelas mereka dan segera melanjutkan materi pelajaran itu, mereka sekelas diam karena memang guru yang mengajar itu adalah seorang guru yang killer. Tidak ada seorang siswa pun yang berani dengan beliau.
Drreet drreet drreet (suara handphone nana bergetar)
“Huuh siapa sih yang sms, gak tau apa ini pelajaran ibu killer. Untung dia gak denger.”
                ‘Pesan dari Nico, tumben bener dia sms gue. Ada apa ya.. Tapi gue takut baca pesan ini, kan kalo ketahuan main handphone bisa brabe gue. Tapi gue penasaran, baca ajalah...’
            Kak, kak reza bilang...
            Ntar pas jam istirahat kumpul di kantin yaa
            Kasih tau kak ica dan kak lia juga kak.
                ‘Kumpul? Mau bicarain apaan sih?’ tanya Nana dalam hati
                Ok..
                Karena takut kena marah ibu killer itu, akhirnya Nana memutuskan untuk membuat surat dari kertas untuk Ica dan Lia. Yang isinya :
Nico tadi sms gue,
          Katanya Reza ngajak ngumpul pas jam istirahat.”
                Dilemparkannyalah kertas itu ke arah meja Ica dan Lia, yap tepat sasaran. Dan untungnya ibu killer itu tidak melihat kertas itu terbang. Ica dan Lia pun membaca tulisan dari Nana dan membalasnya juga.
                OK :D
                Kertas itu pun dilempar oleh Lia, Dreng dreng.. Ternyata ibu killer itu melihatnya, mereka bertiga pun kena marah dan disuruh berdiri didepan kelas.
                “Sedang apa kalian.” Sambil melotot ke arah Nana, Ica, Lia
                “Anu.. anuu bu.” ucap Lia sambil ketakutan
                “Anu, anu. Anu apa ! Yang jelas bicara.”
                “Cuma lempar kertas bu.” jawab Nana
                “Bisa-bisanya ya kalian main lempar-lemparan kertas saat pelajaran ibu, BERDIRI KALIAN DI DEPAN KELAS.”
Mereka tidak membela dirinya masing, karena mereka takut akan diberikan hukuman yang lebih berat lagi. Setelah cukup lama berdiri didepan kelas sambil dilihat dan ditertawakan oleh teman-temannya yang lain termasuk Nico yang sahabatnya sendiri, Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Dan mereka pun terbebaskan dari penderitaannya.
“Huu kaki gue pegel.” ujar Lia sambil menggurut kakinya
                “Apa lagi gue.” jawab Ica dengan nada sedih
                “Udah gak usah dibahas lagi, ayo kita ke kantin.” ajak Nana
                “Yuuk mari.”
                Dalam perjalanan menuju kantin mereka bertiga masih saja menggerutu terhadap guru killer itu, karena mereka tidak mau diperlakukan seperti itu. Tetapi apa boleh buat, itu memang kesalahan mereka.
                Sesampainya dikantin, ternyata Reza dan Nico sudah menunggu lebih duluan.
                “Maaf yaa lama.” ujar Ica
                “Gak kenapa-kenapa, kalian tadi kenapa kena setrap?”
                “Iya nih, semua ini gara-gara sms dari Nico yang membawa bencana bagi kami bertiga.” gerutu Nana
                “Kok aku sih kak yang disalahin?” Nico manyun
                “Ya sudah la ya, gak usah dibahas lagi. Pusing gue dengernya. Lo bilang mau bicarain sesuatu Za.” ucap Lia untuk melerai adu mulut yang dilakukan oleh Nana dan Nico
                “Gini ya, tetapi gue berharap lo lo semua bisa jaga mulut lo masing-masing. Kalo nggaak .. Liat aja ntar.” ucap Reza
                “Iyaa, emang napa siih.” ucap mereka berempat kompak
                “Tentang sitta..” Reza diam sejenak menarik nafas
                “Emang kenapa Sitta?” tanya Lia
                “Sitta mempunyai penyakit Leukimia.”
                “Apa? Kak Sitta mempunyai penyakit Leukimia. Gue gak percaya, masa’ orang ceria kayak Kak Sitta mempunyai penyakit Leukima sih! pasti kak reza bohongkan” ujar Nico tidak percaya
                “Beneran gue gak bohong, lo semua udah tau kan penyakit Leukimia itu kayak apa!”
                “Iya kami tau Za.” ujar Ica lemas mendengarnya
                “Terus sekarang kita harus membahagiakan Sitta ntah bagaimana caranya.”
                “OK” seru mereka berempat kompak
                “Inget janji lo semua...!” ujar Reza mengancam
                Tak lama mendengar hal tersebut, Nana yang teman sebangku Sitta shock berat mendengarnya. Dia tidak tega melihat Sitta yang ceria harus menerima kenyataan bahwa hidupnya gak panjang lagi. Tapi, ia harus membahagiakan Sitta disisa-sisa hidupnya. Karena ia tidak mau kehilangan sahabat yang paling the best dalam hidupnya.
                Dirumah sitta merasakan kesepian yang luar biasa, ia kangen dengan sahabat-sahabatnya. Tak lama dari kumpul bareng yang dilakukan oleh kelima sahabatnya disekolah, Sitta mendapatkan 5 pesan sekaligus.
Bim bim bim bim bim bim bim...
Hampir 1menit suara handphone Sitta tak berhenti mengeluarkan bunyi tanda pesan.
‘Wow,5 pesan sekaligus. Siapa yaa yang sms sebanyak itu’
Dibukanyalah pesan tersebut, ternyata pesan tersebut dari kelima sahabatnya.
‘Kompak banget ya mereka, sampai-sampai sms gue diwaktu yang bersamaan, hihi’ ujar Sitta sambil cengar-cengir
Pesan dari Nico..
Hai kak, lagi apa?
kok ga sekolah...
Pesan dari Ica..
Gue kangen ama lo sitt..
Pesan dari Nana..
Gak ada lo hidup gue terasa hampa sitt
Hihi :p
Pesan dari Lia..
Cepet sembuh yaa sitt J
Yang terakhir pesan dari Reza..
Jaga kondisi lo yaa sitta sayang :p
‘Hahaha, geli gue baca sms dari mereka. siapa duluan yaah yang akan gue bales sms nyaa. ah dari Nico dulu aja ah. Hihi’
                Dengan gesit jari-jari Sitta membalas pesan dari para sahabatnya.
                Pesan untuk Nico..
                Lagi tiduran aja dikamar,
            Iya kk harus istirahat selama 3 hari nih, gak asik benerkan
            Lo lagi apa?
                Pesan untuk Ica..
            Gue juga kangen ama lo caa :p
                Pesan untuk Nana..
            Lebai lo na ;p
            Pasti lo lagi manyunkan :p
            Hihi
                Pesan untuk Lia..
            Makasih lia J
            Dan yang terakhir pesan untuk si Reza..
                Iya Reza sayang :*
            Gemes gue ama lo,
            Pingin gue jambak rambut lo :p
                Satu persatu sms dari Nico, Ica, Nana, Lia dan Reza pun masuk lagi ke handphone Sitta begitu seterusnya. Sampai-sampai Sitta merasa bosen berada dirumah, lalu ia menggambil handphone nya kembali dan segera sms sahabat-sahabatnya dan mengajak mereka jalan-jalan.
                Jalan-jalan yook,
            Bosen nih seharian dirumah
            Mau yaa, mauu :p
            s.a
Bim bim bim bim bim..
lagi-lagi kelima sahabatnya membalas sms darinya, jawaban mereka pun berbeda-beda.
Pesan dari Nico..
Ayook, lagian gue udah kangen ama lo kak :*
Pesan dari Ica..
Yuuk marii,
Hihihi.
Pesan dari Nana..
MAU MAU MAU
Pesan dari Lia..
Sorry gue ga bisa sitt.
Pesan dari Reza..
Lo kan masih sakit sitt.
                ‘Yeees, Nico, Ica dan Nana udah setuju tinggal ngebujuk Reza ama Lia aja nih’
Pesan untuk Reza..
                Ayolah za.. L
Demi gue L
Pesan untuk Lia..
Yaah, ikut ajaa..
lagi pula ada reza kok .
mau yaaa J
‘Semoga mereka berdua mau yaa allah. Amin’ pinta Sitta
Bim bim bim bim...
Pesan dari Reza dan Lia, Sitta masih berharap kalau mereka berdua mau ikut jalan-jalan.
                Pesan dari Reza..
            Ya udahlah,
            Demi lo sitt gue ikut J
                Pesan dari Lia..
                Beneran lo sitt??
            Ok, gue putusin untuk ikut :p
“Yeeahh, akhirnya gue bisa ngebujuk sahabat-sahabat gue. Akhirnya gue bisa jalan-jalan lagi. Senengnyaa” ucap Sitta sambil meloncat-loncat di kasur
                Setelah janjian untuk bertemu disuatu tempat, mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. Dari mulai makan-makan, belanja, sampai-sampai nonton film bersama di bioskop.
                Muka Sitta lagi-lagi terlihat pucat, karena memang ia belum pulih benar. Tapi ia menutupi bibirnya yang pucat ini dengan lipstick karena takut acara jalan-jalan hari ini terganggu olehnya.
                Tetapi, hal tersebut diketahui oleh Reza yang sedari tadi selalu memperhatikan sitta sehingga membuat lia cemburu dengan hal itu.
                “Reza, lo liatin siapa sih?”
                “Nggak kok.”
Dengan nada datar Reza menjawab pertanyaan dari Lia, Lia hanya bisa manyun karena dicampakan oleh Reza. Menyadari telah terjadi hal yang tidak beres dalam tubuh Sitta, Reza pun menggajak kelima sahabatnya pulang.
“Pulang yuuk.”
“Bentar lagi Za.” ujar Sitta
“Iya bentar lagi dong Za.” ujar Nana dan Ica
                Saat film tersebut selesai, mereka pun pergi meninggalkan ruangan bioskop tersebut dan segera berpindah ke tempat yang lain. Tetapi rasa sakit yang dialami oleh Sitta sudah tak tertahankan lagi, dan akhirnya tubuhnya roboh juga di pangkuan Nico.
                “Kak, lo kenapa.”Ujar nico sambil memegang pipi Sitta
                “Sitta...” jerit Reza
                “Cepet bawa Sitta kedalam mobil.” Pinta Nana sambil menahan nangis.
                Digotonglah Sitta oleh kedua sahabat nya sampai ke dalam mobil yang diparkir di luar gedung tersebut.
                “Udah gue bilang pulang, tapi masih aja lo semua nolak.”ujar Reza sambil marah-marah.
“Yaa, kitakan gak tau bakal terjadi kayak gini.” ujar Ica
“Lo semua gak memperhatikan Sitta apa, muka nya itu pucat banget.” ujar Reza
“Apanya yang pucat, orang bibirnya itu aja merah kok.” jawab Lia membantah omongan Reza.
“Bibirnya merah ini, karena dia pake lipstick tadi. Coba de lo hapus .”
Nana pun mengapus lipstick yang ada di bibir Sitta, ternyata benar bahwa warna merah dibibirnya itu adalah warna lipstick. Sedangkan Nico hanya bisa diam melihat kejadian itu, karena ia takut kalau masalah itu berkepanjangan.
“STOP!! ayo bawa sitta masuk ke dalam mobil, please jangan berantem dong.” ujar Ica terhadap sahabatnya.
Mereka pun menuruti perintah Ica, dan segera memasukkan Sitta ke dalam mobil dan segera membawanya pulang kerumah. Sesampainya dirumah Sitta segera ditangani oleh Dokter keluarganya.
“Bagaimana Dok, keadaan kak Sitta ?” tanya Nico penasaran
“Keadaannya baik-baik saja, hanya saja dia kecapekan. Kan sudah saya bilang kalau Sitta gak boleh kecapekan.”
“Iya Dok, saya tahu. Saya minta maaf atas semua ini.”ujar Reza menyesal dengan tindakannya.
“Tapi, apakah besok Sitta udah boleh sekolah Dok?” tanya Nana yang berharap besok ada teman untuk ngobrol.
“Sebenarnya bisa, tapi balik lagi ke awal Sitta gak boleh kecapekkan, dan kalian tetap harus menjaga mulut kalian ok!”
“Sip Dok.” ujar Nico smabil mengajungkan jempol
‘Semenjak Sitta sakit, perhatian mereka selalu aja ke Sitta. Sekarang gak ada yang peduli lagi ama gue. Termasuk Reza. huu malang bener nasip gue’ ujar Lia dalam hati sambil menahan tangis terhadap perlakuan yang dilakukan sahabat-sahabatnya.
“Gue pulang duluan yaa.”ujar Lia
Sepontan Reza marah dengan ucapan Lia.
“Bisa-bisanya ya lo mau pulang disaat sahabat lo sendiri lagi sakit parah kayak gini, sahabat macem apa lo.”
Lagi-lagi Reza marah, semua heran melihat tingkah Reza padahal Reza bukan pacarnya Sitta, sampai segitunya ia menjaga dan membela Sitta.
‘Kok kak Reza gitu sih ama kak Lia, kan kasian ama kak Lianya, Kak Reza gak tau apa ya kalau kak Lia itu suka ama dia. ahh, auk ah. Gak peduli gue’ ujar Nico dalam hati yang masih penasaran dengan tingkah laku Reza yang aneh.
Setelah pembantu Sitta menyarankan agar dia saja yang menjaga Sitta malam ini, akhirnya mereka berlima pulang kerumah masing-masing dan berharap semoga besok Sitta masuk ke sekolah.
“15 menit lagi bel bunyi nih, tapi kok Sitta belum dateng yaa?” ujar Nana
“Mungkin Sitta masih diperjalanan, kan dia biasa dateng telat.”ujar Ica menenangkan Nana
Sedangkan Nico, Reza, dan Lia hanya bisa diam mengingat semalam terjadi pertengkaran yang besar antara Reza dan Lia.
“5 menit lagi nih, aduh kak Sitta kemana sih!” ujar Nico yang putus asa.
“Haaaiii.....”
Mereka berlima pun segera menoleh ke arah sumber suara, dan ternyata itu Sitta. Mereka sangat senang sekali dengan kehadiran Sitta . Mereka pun berpelukan seperti Tulutubies, tetapi tidak untuk Lia. Dia hanya berdiri memandanggi kelima sahabatnya yang sedang berpelukan.
“Yee, gue seneng banget hari ini, karena sekarang gue ada temen ngobrol lagi deh, hihihi.” Ujar Nana dengan senang
“Hai, Lia..”ucap Sitta sambil tersenyum
Tetapi sayangnya sapaan itu tidak dibalas oleh Lia, sepertinya dia benci dengan Sitta semenjak ia sakit. Semua sahabatnya heran melihat tingkah Lia, yang biasanya Lia bersikap dewasa tapi sekarang malah dia yang bersikap kekanak-kanakan.
“Kita kekelas aja yook.”ajak Reza untuk mencairkan suasana
“Yuuuk” ucap Nana, Ica dan Nico kompak.
Mereka berlima pun bergandengan tangan sambil tertawa, tetapi Lia tidak ikut melakukan hal tersebut. malah ia berada di belakang mereka tak seperti biasanya.
“Lia, sini dong gabung ama kita.”ajak Sitta
lagi-lagi Sitta dicampakan oleh Lia, Sitta merasa heran dengan perlakuan Lia terhadapnya.
‘Lia kenapa ya? kok dia aneh sih? apa dia benci ama gue? ah gue gak tau apa-apa tapi napa dia begini sih’ ujar Sitta dalam hati.
Melihat Sitta diperlakukan seperti itu, Reza semakin benci dengan Lia, tapi dia gak mau menunjukkan kebencian dan kemarahannya dihadapan Sitta.
‘Tunggu gue pas jam istirahat Lia, liat aja entar..’ gerutu Reza dalam hati yang tidak menyukai sikap Lia seperti itu.
2 jam berlalu, Nana dan Sitta asik mengobrol dikelas, Nana menceritakan semua hal yang terjadi disekolahnya itu selama Sitta tidak sekolah. Sitta juga sempat menanyakan mengapa hari ini Lia bersikap seperti itu kepadanya.
“Na, lo tau gak napa Lia hari ini?”
“Gak tau, aneh tu anak.”
“Tapi kalo gue lihat ni ye, dia tu kayak nya benci ama gue.”
“Gak tau juga, udahlah Sitt diemin aja.”
“Ya, tapikan gue gak enak.”
“Gak apa-apa lah, mungkin Lia lagi Haid.”
“Hahaha.”
Hari ini tidak terasa kalau sudah 3 jam berlalu, bel tanda istirahat pun berbunyi. Mereka tidak ada yang ke kantin, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing, akhirnya Sitta memutuskan untuk pergi ke kantin sendirian.
‘Huuu, sendirian deh gue. Lia ama Reza mana yaa? kok gak kelihatan sih. Ya udahlah gue jajan sendirian aja, dari pada gue nahan laper’ ujar Sitta dalam hati sambil menuju ke kantin.
Setelah Sitta selesai membeli makanan dan segera kembali ke kelas, Sitta melihat Reza dan Lia sedang berduaan. Tetapi mereka berdua sedang bertengkar, Tanpa sengaja Sitta mendengarnya.
“Lia, apasih maksud lo?” ujar Reza kesal
“Maksud lo itu yang apa?” ujar Lia tanya balik
“Lo kenapa sih, Lo gak suka kalo gue deket ama Sitta ha?”
“Kalo iya kenapa? karena gue suka ama lo za. Tau gak, lo semua itu akhir-akhir ini lebih peduli ama Sitta semenjak dia mempunyai penyakit itu.”
‘Penyakit itu? emang gue punya penyakit apa? kok mereka gak cerita sih L Sitta makin penasaran apa yang dimaksud dengan perkataan Lia itu.
“Gue gak ngerti ama lo.”
“Semenjak Sitta divonis dokter mempunyai penyakit Leukimia kalian semua gak ada lagi yang peduli ama gue. Kalo gue punya penyakit seperti itu juga, apa lo semua bakal peduli ama gue?” ucap Lia sambil nangis
Braak... suara gelas jatuh kelantai, Lia dan Reza melihat ke arah tempat cangkir itu pecah. Ternyata disana ada Sitta yang sambil menangis dan berlari. Mereka bedua mencoba menggejar dan menjelaskan semua ini tapi semuanya sia-sia, mereka kehilangan jejak Sitta.
“Semua ini gara-gara lo tau nggak!, mulut lo gak bisa dijaga ya, ha nyesel gue bilang ke lo.”
“Maafin gue za, gue gak tau kalo ada Sitta disitu.”
“Gue gak butuh maaf lo.” ujar Reza sambil meninggalkan Lia yang sedang menanggis.
Disuatu tempat Sitta terus menangis, dan tidak percaya dengan semua ini. Dan ternyata disana ada Nico yang sedang memotret halaman sekolah itu.
‘Kak Sitta? kok dia ada disini ya? Sambil nangis lagi, samperin ah’ ujar Nico sambil mendekati Sitta yang sedang menanggis.
“Kenapa kak?”ujar Nico sambil mengusap punggung Sitta
“Gue benci ama kalian semua! GUE BENCI!”
Nico hanya bisa diam sambil mendengarkan perkataan Sitta dan tetap mencoba untuk meredakan tangisannya.
“Kenapa sih lo semua menyembunyikan semua ini!”
“Aduh kak jangan besar-besar dong nangisnya, ntar diliatin
 temen-temen loh, kan malu.”
“Biarin.”
Nico memeluk Sitta dan mencoba menenangkannya. Tetapi Sitta tetap saja tidak dapat memaafkan Reza yang tau jelas tentang penyakitnya itu. Dilain sisi Reza melihat mereka berdua sedang berpelukan, Reza cemburu dengan itu semua. Ternyata benar kalau Reza menyukai Sitta, tetapi Sitta sudah terlanjur marah dengan Reza.
Nico yang penasaran mengapa Sitta menanggis , akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Sitta.
“Emangnya ada apa sih kak?”
Sitta tidak menjawab pertanyan dari Nico , malah ia langsung pergi meninggalkan Nico.
‘Jadi selama ni mereka baik sama gue cuma buat diri gue seneng aja , terus menyembunyiin semua ini’ Ujar Sitta dalam hati
                Setelah Sitta mengetahui semuanya , ia pun merasa sangat kecewa terhadap kelima sahabatnya tersebut. Ia memasuki kelas dengan raut muka menanggis dan membuat Nana dan Ica heran.
                “Lo kenapa sitt?” tanya Ica
                Sitta hanya diam sambil mengambil tasnya dan segera minta izin kepada guru piket untuk pulang alasan gak enak badan.
                “Sitta!” panggil nana yang berusaha mengejar sitta
                Tapi panggilan Nana hanya sia-sia , sitta langsung pergi meninggalkannya. Nana dan Ica yang merasa heran dengan tingkah Sitta tadi segera pergi kekantin untuk mencari Reza , Lia , dan Nico.
                Dikantin mereka berdua tidak menemukan Reza , Lia , dan Nico. segera mereka berdua berinisiatif untuk pergi ke taman. Ditaman hanya ada Nico seorang diri yang masih saja asyik dengan kamera DSLRnya.
                “Nico, lo liat kak Reza ama kak Lia gak?” tanya Ica
                “Enggak , gue gak liat mereka kak. gue Cuma liat kak Sitta aja yang lagi nanggis.”
                “Hah? serius lo? terus Sitta bilang apa aja?” tanya Nana
                “Serius, kak Sitta bilang kalo dia benci kita semua”
                “OMG, terus terus?”
                “Terus dia bilang gini , kenapa sih lo semua menyembunyikan semua ini. dia bicara sambil nanggis gitu kak”
                “Terus lo bilang apa aja?” tanya Ica
                “Gue gak sempet ngomong , eh kak Sitta nya udah keburu pergi gak tau kemana.”
                “Eh mungkin gak sih kalo Sitta tau semuanya?” ucap Nana
                “Tapi tau dari siapa coba?” jawab Ica
                Mereka bertiga memikirkan siapa yang memberitahu tentang semua ini yang membuat Sitta menanggis dan pulang gitu aja.
                teng tong teng tong, suara bel tanda istirahat telah usai pun berbunyi . Nana , Ica , dan Nico pun segera pergi kekelas masing-masing.
                “Ntar kita ngobrol lagi yaa” ucap Ica kepada Nico
                Nico hanya memberikan jempolnya saja kepada Ica yang menandakan bahwa ia setuju.
                Sesampainya dikelas ternyata Lia sudah ada disana , Lia terlihat sangat lesu sekali.
                “Lo kemana aja Lia? Kita nyariin lo tau!” ujar Nana
Namun sayang Lia tidak menyawab pertanyaan sahabatnya itu.
                “Lia , lo kenapa sih ?” tanya Ica
                “Gue gak kenapa-kenapa kok Ca”
                “Ih kok semua orang hari ini pada aneh yah” ujar Nana sambil pergi menjauh dari kursi Ica dan Lia.
                Tidak terasa jam pelajaran hari ini cepat berlalu , bel tanda pulang berbunyi siswa-siswi SMA TIRTA JAYA terlihat berlamburan keluar kelas .
                Dan tidak seperti biasanya Nana ,Ica , Lia , Reza dan Nico tidak pulang bareng. mereka pulang sendiri-sendiri.
Dirumah lia , lia hanya bisa melamun memikirkan pertengkaran nya dengan reza , tiba-tiba suara handphonenya berbunyi.
Dreett dreeet dreeett (suara getaran handphone Lia)
‘Nico? ngapain dia sms gue’ ujar Lia dalam hati sambil membuka pesan dari Nico
Kak, hari ini ngumpul ditempat kak Nana yaa
‘Pasti mau ngebahas tentang Sitta’ ujar Lia dalam hati
Iya , jam berapa Nic ?
Dreett dreeet dreeett pesan dari Nico
Jam 2 kak.
Dirumah Nana sudah ada Nico dan Lia padahal sebentar lagi jam 2 siang tetapi Reza dan Lia belum datang juga.
“Selalu deh mereka berdua , ngaret mulu” cerocos Nana
Mendengar Nana berbicara seperti itu Ica dengan cepat mengirim pesan ke Reza dan Lia. Sedangkan Nico bermain game di handphonenya.
“Kata Lia , bentar lagi dia nyampe. Tapi kalo Reza gak dibalesnya” ujar Ica
“Ih Reza”
“Assalamu’alaikum” ujar Lia yang baru datang
“Wa’alaikum salam” jawab mereka bertiga kompak
“Kok lama banget Lia” tanya Ica
“Iya maaf baget , tadi macet”
“Oh , tinggal nunggu Reza nya aja nih”
Sudah hampir 15 menit tapi Reza belum juga datang, dan akhirnya suara motor terdengar.
“Tuh kayaknya suara motor kak Reza” ujar Nico
Nana , Ica dan Nico segera keluar untuk memastikan bahwa itu Reza , ternyata benar itu Reza. Segeralah Nana dan Ica menceramahi Reza. melihat kejadian itu Nico hanya bisa tertawa.
“Lama banget sih lo za” ujar Ica
“Gatau apa kita udah lumutan semua nungguin lo” lanjut Nana
“Iya iya maaf”
“Enak banget yaa lo cuma bilang maaf doang” ujar Ica
“Iya enak banget kak Reza ini , traktir makan di kantin dulu baru kita maafin . Yaa gak kak” ujar Nico
“Nih bocah ngomporin aja yaa” ucap Reza sambil mengacak-acak rambutnya Nico
“Ih kak Reza” ujar Nico dengan cemberut
“week” balas Reza
Nana , Ica , Nico dan Reza pun memasuki rumah . Dan Reza terkejut ternyata didalam sudah ada Lia . Lia tersenyum tetapi Reza malah membuang muka.
‘Reza maafin gue’ ujar Lia dalam hati dengan mata berkaca-kaca
“Oke , ayo kita mulai pembicaraan” ujar Nico
“Eh kalian kemana aja sih tadi pas di sekolah?” tanya Nana
“Di WC” jawab Lia dan Reza kompak
“Oh , terus lo bedua liat Sitta gak disekolah?” gantian tanya Ica
Lia dan Reza hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Ica. Ica bingung dengan tingkah mereka berdua.
“Loh kok diem , tau gak pas dikelas tadi Sitta datang sambil  nanggis gitu, giliran ditanya malah diem aja”
“Iya terus dia malah ambil tas terus pergi pulang deh” lanjut Nana
“Iya kak , aku juga binggung sama kak Sitta . Kok tiba-tiba nanggis ditaman sendirian, terus kak Sitta bilang gini GUE BENCI KALIAN , Kenapa sih lo semua menyembunyikan  semua ini!. gitu kak katanya” ujar Nico sambil memperagakan gaya Sitta
Tak diduga terdengar suara tangisan dari bibir Lia , dan membuat Nana , Lia dan Nico heran serta binggung.
“Loh kok kak Lia nanggis?” tanya Nico
“Ini salah gue, Sitta lihat pertenggaran gue ama Reza dan Sitta denger tentang penyakitnya itu” jawab Lia sambil menanggis
“Nggak kok SEMUA INI SALAH GUE!” ucap Reza sambil menampar meja
Semuanya terkejut meliahat Reza , dan tak diduga Nana juga ikut menanggis.
“Semua ini salah gue , gue yang salah. gak seharusnya gue memberitahukan tentang penyakitnya Sitta ke lo semua” lanjut Reza
“Hiks hiks hiks , Reza bisakan gak usah nampar-nampar meja gue takut tau gak si lo” ucap Nana sambil tersedu-sedu
‘loh? kak Nana lucu banget sih haha’ ujar Nico dalam hati sambil mengusap-usap punggung Nana
“Gini , yaa kalo menurut gue kita semua tu gak salah. Cepat ataupun lambat Sitta juga pasti tau tentang keadaannya ini” ujar Ica besikap dewasa
“Iya bener tuh kata Ica hiks hiks” tambah Nana
                Kriiing kriiing kriiing suara telpon rumah Nana berbunyi , memecahkan suasana yang ada.
                “hiks hiks aku tinggal bentar yaa” ucap nana kepada ke empat sahabatnya
                “Iya” jawab mereka kompak
                Nana berjalan menuju ruang tengah dimana telpon itu berbunyi. Tak diduga orang yang menelpon itu adalah pembantunya Sitta , ia memberitahukan sesuatu yang penting kepada Nana.
                “Halo assalamu’alaikum”
                “Wa’alaikum salam , siapa ya” tanya Nana
                “Saya mbok nya non Sitta non”
                “Oh , ada apa mbok ?”
                “Anu , non Sitta masuk rumah sakit”
                “Apa ? Kapan mbok”
                “Tadi non , barusan aja”
                “Rumah Sakit mana mbok ?”
                “Rumah Sakit Cipta Jaya non , kelas 1 no 26 non”
                “Kami akan kesana ya mbok”
                “Iya non”
                Tuut tuut tuut suara telpon terputus , mendenggar Sitta masuk rumah sakit membuat Nana menanggis semakin menjadi-jadi . Sehingga membuat Reza , Ica , Lia dan Nico menghampirinya.
                “Huaaaaa hiks hiks hiks” tanggis Nana
                “Nana , kenapa lo?” tanya Ica
                “Sitta ca , Sitta”
                “Kenapa kak Sitta?” tanya Nico
                “Sitta masuk Rumah Sakit”
                “Apa ?” tanya Reza meyakinkan
                “Iya , si mboknya nelpon”
                Mendengar perkataan Nana tersebut Reza langsung pergi meninggalkan keempat sahabatnya.
                “Reza , lo mau kemana ?” tanya Ica
                “Mau kerumah sakit” jawabnya singkat sambil berjalan
                “Gue ikut” tambah Lia
                “Kami juga mau ikut hiks hiks” ucap  Nana
                Akhirnya Nana , Ica , Lia , Reza dan Nico pergi kerumah sakit bersama-sama dengan menggunakan mobil Ica . Didalam mobil Nana hanya bisa menanggis , Ica serta Nico berusaha untuk menenangkan Nana.
                “Udahan dong kak nanggis nya”
                “Iya Na , tuh mata lo udah bengkak banget”
                “Huaaa hiks hiks”
                Semua orang yang ada didalam mobil panik , termasuk Reza yang sedang menyetir . Didalam pikirannya Reza hanya memikirkan Sitta.
                “Za , pelan-pelan bisa gak sih ntar mobil gue lecet” perintah ica
                “Kak , dalem mobil ini tuh anak orang semua tau” tambah Nico
                “Za , tenangi pikiran lo dulu dong” ucap Lia
                Reza tidak memperdulikan perkataan sahabatnya, dan masih saja menyetir dalam kecepatan diatas rata-rata.
                Sesampainya dirumah sakit mereka berlima segera mencari kamar yang ditempati oleh Sitta. Untungnya mereka bertemu dengan mboknya Sitta.
                “Mbok , dimana?” tanya Nico
                “Disana den”
                Dengan cepatnya Nana , Ica , Lia , Reza dan Nico menuju tempat yang ditunjuk mbok nya Sitta . Ternyata disana sudah ada kedua orang tua dari Sitta. Mereka menanggis sambil menunggu diluar kamar.
                “Om , Tante , gimana Sitta?” tanya Reza
                “Sitta koma nak” jawab Papanya Sitta
                Serentak Nana , Ica , Lia , Reza dan Nico menanggis. Mereka tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Sitta. Lia sanggat menyesali dengan apa yang ia lakukan terhadap Sitta belakangan ini. Begitu juga Reza , ia menyesali apa yang telah ia perbuat dengan lia.
                “Sudah berapa lama Sitta koma om?” tanya Lia sambil menanggis
                “Sejak tadi pagi saat ia pulang dari sekolah”
                Kata-kata itu menusuk jantung Lia dan Reza. Sitta koma sesaat setelah mendengar bahwa ia menderita sakit leukimia dari mulut sahabatnya.
Hari demi hari sitta lewati dengan keadaan komanya. semua orang mendoakannya agar cepat bangun dari tidurnya. orang tua sitta hanya bisa pasrah melihat keadaan anaknya itu.
Reza merasa bersalah kepada orang tua sitta, lalu ia segera memminta maaf.
“om tante , maafin reza yaa. reza gak bisa jaga sitta dengan baik” ucap reza
“Om dan tante yang salah, saat sitta sakit kami berdua malah sibuk bekerja” jawab papanya sitta.
                Hari ini tepat seminggu Sitta dirawat dirumah sakit. Para sahabatnya pun bergantian menenggok dan menjaga Sitta. dan hari ini giliran Reza yang menjaga Sitta.
                Reza menjaga Sitta dengan penuh kasih sayang. Ia tak bisa menahan air matanya jatuh dan menyesal karena belum bisa membahagiakan Sitta sepenuhnya.
“Sitta please bangun, gue kangen banget ama lo” ucap reza yang tak kuasa menahan air matanya
namun tak ada respon dari diri sitta.
                Saat mata Reza terlelap , tiba-tiba Sitta bangun dari komanya dan memanggil nama Reza sehingga membuat Reza terbangun dari tidurnya.
                “Reza , za” panggil Sitta
                “ehmmm , SITTA lo udah sadar?” ucap Reza
“Emang gue kenapa?” tanya Sitta
“Lo Cuma kecapekan aja”
“Lo pasti bohong lagi, iya kan za”
Reza hanya bisa diam mendengar hal tersebut
“Eh mana yang lain , gue kangen banget ama Nana , Ica , Lia  dan juga Nico” tanya sitta dengan lemas
“Mereka juga kangen kok dengan lo , kangen dengan celotehan lo,  kangen dengan keceriaan lo”
                “Za , gue bosen disini . gue mau pulang”
                “Kok gitu , lo kan belum pulih Sitt”
                “Za , kita ketaman aja yuk” pinta Sitta
                “Ya udah , mau digendong?”
                “Ogah , pake kursi roda aja”
Reza yang mengetahui Sitta sadar segera sms ke empat sahabatnya untuk datang kerumah sakit.
Sitta udah sadar nih , kerumah sakit dong kalian
Dengan cepatnya ke empat sahabatnya yang lain membalas pesan dari Reza tersebut , dan mereka akan datang kerumah sakit itu.
Sesampainya ditaman , Reza dan Sitta bercerita bersama. Reza juga meminta maaf kepada Sitta tentang ia dan teman-temannya yang menyembunyikan penyakit Sitta.
“Sitt , gue minta maaf yaa soal kemaren. Gue gak berniat untuk menyembunyiin semua ini dari lo” ucap Reza
“Ya udah lah yah , semuanya udah gue lupain kok”
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara seorang cewek yang memanggil nama mereka berdua.
“Sitta , Reza” ucap Nana sambil melambaikan tanggannya dan diiuti oleh Ica , Lia dan Nico.
“Hei” jawab Sitta sambil melambaikan tanggan
“Kak Sitta , kangen banget deh ama lo kak” ucap Nico
“Gue juga kangen ama lo semua”
“Sitt , maafin gue yaa” ucap Lia sambil memeluk tubuh Sitta
“Iya udah gue maafin lo semua kok , lagian gue gak mau terus-terusan marah ama sahabat terbaik gue. Gue juga mau ngabisin sisa hidup gue yang singgkat ini dengan indah dengan kalian” jawab Sitta
“Ehmm Sitta lo jangan ngomong gitu dong” ucap ica
“Iya Sitt , lo pasti sembuh kok” tambah lia
“Eh Sitt , selama lo gak masuk ni ya , hidup gue tuh terasa hampa banget bagai sayur tanpa garam kurang enak kurang sedap” ujar Nana
“Untuk itu Nana goyang agar semuanya senang, Loh? kok malah dangdutan sih haha” tambah Sitta
                Semuanya kembali seperti sediakala , Sitta yang sudah memaafkan sahabat-sahabatnya merasa senang bisa bertemu dan bermain kembali bersama mereka.
                Keceriaan yang nampak pada raut wajah Sitta dan sahabatnya kini terhapus oleh pucatnya wajah Sitta. Nana , Lia , Ica , Reza dan Nico yang telah mengetahui hal tersebut segera megajak Sitta untuk kembali ke kamarnya.
                “Sitt , udahan yuuk. kekamar lo yuuuk” ajak Ica
                “Ahh , enakkan disini tau” jawab Sitta
                “Apanya yang enak kak ? enakkan dikamar adem , dingin” tambah Nico
                “Ya udah yuuk Sitta sayang , masuk yuuk” ucap Reza
                “Idih mulai lagi deh sayang-sayangnya. Ntar Lia marah tuh” jawab Nana
                “Enak aja” tambah Lia
                Akhirnya mereka berlima berhasil membujuk dan membawa Sitta kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Tak lama kemudian kedua Orang Tua Sitta datang.
                Semenjak Sitta sadar , Sitta makin sering bermain dengan sahabat-sahabatnya sehingga membuat kondisi Sitta menujurun lagi. Semua orang kembali panik dengan keadaan ini. Kedua Orang Tua Sitta dan sahabat-sahabat Sitta menanggis mendenggar Sitta masuk ke UGD lagi.
                Dokter segera memeriksa Sitta kembali. Tak lama kemudian, dokter tersebut keluar dan mengabarkan kondisi Sitta sekarang ini.
                “Gimana dok?” tanya Mama Sitta
                Dokter hanya menggeleng-gelengkan kepala saja , lantas dengan cepat kedua Orang Tua Sitta , Nana , Ica , Lia ,  Reza dan Nico memasuki ruang UGD. disana mereka melihat Sitta yang sedang tak berdaya . Sitta memanggil-manggil Mama dan Papanya.
                “Ma, pa maafin Sitta yaa”
                “Iya sayang” jawab Mama dan Papa Sitta kompak
                “Nana , Ica , Lia, Reza dan Nico maafin gue juga yaa” ucap Sitta sambil menanggis
                “Huaaa Sitta lo gak ninggalin gue kan?” ucap Nana
                Semua orang dalam ruangan UGD menanggis melihat Sitta, begitu juga Reza yang memegang tanggan Sitta dengan erat.
                Tak lama kemudian Sitta menghembuskan nafas terakhirnya. Kedua Orang Tua Sitta menganggis memeluk anaknya tersebut. Begitu juga dengan kelima sahabatnya.
                “Sitta jangan tinggalin mama nak” ucap Mama Sitta sambil menanggis
                “Huaaaa Sitta jangan tinggalin kami Sitt , kami semua sayang ama lo Sitta hiks hiks hiks” ucap Nana sambil menanggis sejadi-sadinya
                “Hiks hiks hiks” suara isak tanggis Lia , Ica dan Nico
                “Sitta , gue sayang ama lo” ucap Reza
                Namun sayang Sitta telah tiada, dan ia telah meninggalkan orang-orang yang ia sayang.
                Sitta yang akan dimakamkan masih meninggalkan tanggisan yang mendalam bagi keluarga dan para sahabatnya. Tinggal hitungan menit lagi Sitta akan dibawa ke peristirahatan terakhir.
                Nana , Ica , Lia , dan Nico datang menghadiri pemakaman tersebut. disana dak nampak kedatangan Reza.
                Sitta kini telah tenang di peristirahatan terakhirnya , semua keluarga dan sahabat-sahabatnya iklhas menerima kepergian Sitta.
                “Sitta , kami gak akan ngelupain lo” ucap Lia
                “Pasti” ucap Nana , Ica dan Nico
                Setelah prosesi pemakaman berakhir dan semua orang telah pergi meninggalkan pemakaman. Tiba-tiba ada seorang cowok berkemeja hitam dan membawa rangkaian bungga datang menghampiri kuburan Sitta. ternyata cowok itu adalah Reza.
                “Sitt , cepet banget lo ninggalin gue , dan kami semua. Sitt, gue sebenernya pengen lo tau kalo gue sangat menyayangi dan mencintai lo. Tapi.....” ucap Reza sambil menanggis
                “Sitt, semoga lo tenang disana . Gue akan selalu inget ama lo Sitt , karna lo Cinta Pertama gue” tambah Reza
Sunny Sunny jantungku berdebar tiap ku ingat padamu
Sunny Sunny mengapa ada yang kurang saat kau tak ada
Sunny Sunny melihatmu menyentuhmu itu yang ku mau
Kau tak sempat tanyakan aku , cintakah aku padamu
Tiap kali aku berlutut aku berdoa
Suatu saat kau bisa cinta padaku
Tiap kali aku memanggil didalam hati
Mana sunny mana Sunny ku mana sunny ku
Sunny sunny apa kabarmu , kabarku baik baik saja
Sunny sunny begitu banyak cerita tak habis tentangmu
Sunny sunny salamku untukmu dari hati yang terdalam
Kau tak sempat tanyakan aku , cintakah aku padamu
Tiap kali aku berlutut aku berdoa
Suatu saat kau bisa cinta padaku
Tiap kali aku memanggil didalam hati
Mana sunny mana Sunny ku mana sunny ku
(BCL- cinta pertama (sunny))

_ THE END _