buat cerpen lagi :D di baca yaaaa :))
*Tia pov*
Aku adalah salah satu siswa di international high school,
aku terlahir dari keluarga yang cukup berada, dan bahagia. disamping itu aku
memiliki seorang sahabat yang selalu ada disaatku butuh dia adalah revan, ia
seorang yang tampan. banyak cewek disekolah yang menyukainya. begitu juga aku
*Revan pov*
Memang sangat sulit menjadi seorang cowok populer. banyak
cewek yang menggagumi ketampananku. kulihat seorang cewek yang sejak dulu
mengganggu pikiranku, dia adalah hesti. namun sayang dia telah mempunyai
seorang kekasih.
“Hei, lagi
mikirin apasih? galau bener kelihatannya ?” tanya tia sahabatku sejak kecil
“Heh,
enggak aku cuma...”
“Cuma
apa? lagi naksir seseorang yaa? hayo ngakuuuuu”
“Hemm,
kalo iya napa?”
“Siapa
dia?”
“Hesti”
“Ha?
hesti? gak salah?”
“Gak,
emang kenapa?”
“Gak
kok, cumaaa.... ah lupakan” ucap tia sembari meninggalkan revan
Aneh, biarlah.. pikirku
*Tia pov*
“Siapa
dia?” tanyaku penasaran
“Hesti”
DEG
“Ha?
hesti? gak salah?”
“Gak,
emang kenapa?”
“Gak
kok, cumaaa.... ah lupakan”
Setelah mendengar perkataan revan tadi , aku segera pergi
meningalkannya. muka ku rasanya panas, dan tiba-tiba air mataku jatuh dengan
sendirinya. aku mencoba pergi ke taman belakang sekolah dan menenangkan diri
disana.
TING TONG TING TONG... bel sekolah berbunyi tanda pelajaran
akan dimulai
‘ah rasanya aku gak bersemangat kali ini’ batin tia.
bagaimanapun aku harus kekelas dan mengikuti pelajaran. aku gak mau membuat
ayah dan ibu kecewa.
saat dikelas, sepanjang pelajaran aku hanya memperhatikan
revan. dan lagi aku kecewa saat mengetahui bahwa pandangan revan hanya tertuju
pada hesti.
“Tia,
sebutkan fungsi dari etanol” tanya ibu guru
“TIA
!!!”
aku
kaget, dan tidak bisa menjawab pertanyaan dari nya.
“a...
anu” ucap ku terbata-bata
“anu
anu dari tadi kerjaanmu melamun saja, bukannya memperhatikan. berdiri di depan
koridor sana. cepat” perintah ibu guru
huh, aku pun menuruti perintah ibu guru dan berjalan dengan
lesu.
*Revan pov*
‘ah hesti, kau sangat cantik. andai aku bisa memilikimu’
batinku
“TIA !!!”
aku
kaget dan melihat ke arah tia
“a...
anu” ucap tia terbata-bata
“anu
anu dari tadi kerjaanmu melamun saja, bukannya memperhatikan. berdiri di depan
koridor sana. cepat” perintah ibu guru, sepertinya ia sangat marah
kulihat tia berjalan keluar, aku bingung kepadanya yang hari
ini terlihat tak seperti tia yang biasanya.
TING TONG TING TONG... bel istirahat pun berbunyi
aku segera menghampiri tia dan mengajaknya pergi kekantin,
awalnya tia menolak dan beralasan akan pergi keperpustakaan tapi aku merengek
dan memaksanya dan akhirnya ia ikut kekantin. selama perjalanan dikantin ,
kulihat tia tak seperti biasanya. aku sedikit khawatir dengannya.
“Kau
tak apa-apa? apa kau sakit?” tanyaku
“Ah
tidak”
kulihat ia tersenyum menandakan kalau ia baik-baik saja.
*Tia pov*
Revan mengajakku kekantin, tapi aku sedang ingin sendiri.
aku mengeluarkan alasanku untuk ke perpustakaan tapi revan merengek dan
memaksaku dan akhirnya aku pun menurutinya.
hari ini aku benar-benar tak bersemangat, selama di
perjalanan menuju kekantin aku hanya diam.
“Kau
tak apa-apa? apa kau sakit?” tanya revan
“Ah
tidak” ucapku sambil tersenyum.
ya hanya itu yang dapat aku lakukan, agar suasana hatiku
yang sedang kacau ini tak terlihat olehnya.
Dikantin pun aku hanya diam. tiba-tiba kulihat hesti
berjalan menuju ke kantin. ternyata bukan hanya aku yang melihatnya, tetapi
juga revan. revan terus saja memperhatikan hesti , dan hal itu cukup membuatku
muak. dan aku putuskan untuk pergi dari kantin itu.
*Revan pov*
Kulihat hesti menuju kekantin, oh aku sangat senang
melihatnya. tapi tiba-tiba aku terkejut saat tia berdiri dari kursinya dan
segera pergi meninggalkanku. aku ingin mengejarnya tapi aku lebih suka disini ,
disini melihat hesti.
bel tanda masuk pun berbunyi
aku segera menuju kekelas, dan ternyata disana sudah ada
tia. aku coba untuk mendekatinya, tetapi dia menghindar. sampai akhirnya aku
putuskan untuk ke tempat dudukku.
tak terasa bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. aku
segera membereskan alat-alat tulisku. kulihat tia sudah berjalan keluar. dengn
cepat aku menghampirinya.
“Hei,
pulang bareng yuuk” ajak ku
“Maaf,
van. aku barengan ama rangga tuh” ucap tia
“Oh ya
udah gapapa” ucap ku
kulihat tia dan rangga pergi berlalu dihadapanku.
*Tia pov*
‘akhirnya pulang juga’ ucap batinku
aku berjalan menyusuri koridor sekolah, tiba-tiba revan
menghampiriku
“Hei,
pulang bareng yuuk” ajak revan
“Maaf,
van. aku barengan ama rangga tuh” ucap ku, untung rangga udah ngajak pulang
barengan
“Oh ya
udah gapapa” ucap revan.
aku dan rangga pergi berlalu dihadapan revan, padahal aku
ingin sekali pulang bareng revan. tapi hatiku sedang kalut. diperjalanan aku
hanya diam, rangga pun hanya bisa diam. sesampainya dirumah, aku mengucapkan
terimakasih banyak kepada rangga.
aku rebahkan tubuhku diatas kasur, rasanya lelah sekali.
tiba-tiba handphoneku bergetar dan kulihat pesan dari revan.
Revan : Tia. hari ini
kau kenapa? kau baik-baik sajakan? kau marah ya padaku?
aku tersenyum membaca pesan dari Revan, ternyata ia masih
mengkhawatirkanku. dengan cepat aku membalas pesan darinya
To Revan :
pertanyaanmu banyak sekali, aku jadi bingung harus menjawab yang mana terlebih
dahulu. aku baik-baik saja kok ;)
*Revan pov*
tiba-tiba aku ingin menanyakan keadaan tia, aku segera
menggeluarkan handphone ku dan mengetik sebuah pesan kepada tia.
To Tia : Tia. hari
ini kau kenapa? kau baik-baik sajakan? kau marah ya padaku?
kuarap tia membalas pesanku itu, tak lama handphone ku
berbunyi. dan kupastikan itu pesan dari tia dan ternyata benar.
Tia : pertanyaanmu
banyak sekali, aku jadi bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu. aku
baik-baik saja kok ;)
setelah membaca pesan itu aku sedikit lega, dan mengetik
pesan kembali
To Tia : aku
merindukan tia yang dulu, tetaplah seperti yang dahulu. aku tidak suka melihat
tia yang sekarang.
TBC